Sabtu, 05 Oktober 2013

KPK: City Hunter Indonesia

2 tahun yang lalu saya terpana melihat Lee Yun Seong (lee Min Ho) di drama korea City Hunter. seorang pemuda hebat yang dengan gagah berani membongkar semua kasus korupsi yang di lakukan oleh para senator di negaranya. Bukan dengan campur tangan pemerintah, tapi dia berusaha dengan caranya sendiri. Meskipun motivasi awalnya misi balas dendam, tapi nurani manusia tidak pernah salah. Pada akhirnya dia melakukan itu semua untuk membantu masyarakat yang dirugikan oleh para koruptor itu. Yes, mungkin itu hanya cerita buatan manusia. Tapi saya tetap merasa kagum dengan sosok Lee Yun Seong tersebut. Sampai-sampai saya memutar drama korea tersebut berulang-ulang.

Lalu, apa hubungannya dengan KPK? Iya, saya mengibaratkan KPK itu City Hunter-nya Indonesia. Yang berlahan-lahan tapi pasti mengusik ketenangan para pelaku terkorup –kalau kata Mbah Sudjiwo Tedjo, terkorup itu berarti tidak sengaja korupsi. Sama seperti terjatuh, berarti tidak sengaja jatuh – yang masih bergentayangan di berbagai lembaga tinggi di negara ini. Diawali dengan penangkapan Nazarrudin, yang tentu saja sebagai manusia normal, dia tidak mau jatuh sendirian. Akhirnya dia mengicaukan nama teman-temannya sesama pejabat yang ikut terlibat dalam kasusnya.

Salah satu nama yang mebuat saya terkejut adalah Angelina Sondakh. Seorang Angelina Sondakh yang di mata saya adalah perempuan yang hebat. Seorang perempuan yang tidak hanya cantik secara fisik, tapi juga punya otak yang cerdas, pun [kelihatannya] berhati baik, kok ya bisa-bisanya nyelem dalam kasus korupsi. Apalagi kalau ingat iklannya beberapa tahun yang lalu, dengan lantangnya dia mengatakan “TIDAK PADA KORUPSI”. Duh, Gusti, rasanya hati ini remuk –yang ini terdrama–. Dan sejak itu, gak lagi-lagi deh percaya sama yang namanya muka [sok] baik, [sok] polos, dan [sok] alim yang ngaku-ngaku wakil rakyat itu.

Berlanjut dengan terungkapnya kasus korupsi “sapi”. Yang pelakunya adalah orang-orang yang paham betul tentang ilmu agama. Yang kemana-mana selalu pakai peci dan sarung. Dan ini membuat saya semakin muak dengan wajah-wajah itu. trus, wakil rakyat yang mana lagi yang bisa di percaya?

Polri, lembaga yang menaungi keamanan negara pun gak luput dari kasus suap menyuap dan korupsi. Masih ingat sama kasus Susno Duadji? Yang video youtube-nya bikin heboh itu? Yang entah sekarang dia ada di mana? Di penjara atau masih bebas berkeliaran di luar negeri juga gak ada yang tahu. Gak Cuma itu aja, ada nama Joko Susilo dengan kasus simulator SIM milyaran rupiah. Kalau sudah begini, sama siapa lagi kami harus mempercayakan keamanan negeri ini dari tangan-tangan jahiliah itu?

Lembaga perpajakan juga gak mau ketinggalan dalam kasus suap menyuap. Gayus Tambunan menjadi maskotnya. Ealah, rakyat kecil itu penghasilannya gak seberapa, disuruh bayar pajak, tau-tau di sana cuma dibuat keceh sama petingginya. Duh,Gusti...

Dan sekarang yang lagi in. Tertangkapanya Akil Mochtar. Ini, mau diadepin kemana lagi wajah hukum di Indonesia kalau rajanya saja bisa tersangkut kasus korupsi gini? Bapak Akil Mochtar yang terhormat ini ya, yang dulu koar-koar untuk melawan korupsi. Yang ngasih ide, untuk memotong jari-jari para koruptor sebagai hukuman. Lah, sekarang malah kesandung. Trus, gimana pak? Mau jarinya dipotong?

Itu hanya sebagian kecil kasus yang mencuat ke permukaan. Karena kebetulan pelakunya orang-orang besar yang memangku jabatan berpengaruh di negeri ini. Yang di bawah-bawah juga masih banyak. Gak usah jauh-jauh. Mantan lurah di desa saya saja pernah jadi tersangka. Dan sekarang malah masuk DPO.

Sebenarnya, kalau mau menilik lebih jauh lagi. Kita sendiri juga salah. Secara gak sadar kita seringkali menjadi pelaku suap-menyuap. Misal, kalau kita mau buat KTP atau KK. Kebanyakan dari kita –termasuk juga saya– pasti males repot. Ya udah, salah satu jalannya ya pasrahin aja semua ke Pak RT. Nah, dari situ biasanya kita kasih biaya keringet. Itu.

Contoh lain yang lebih ekstrim. Saat anak kita –eh, kamu aja dink. Aku kan belum punya anak– masuk sekolah. biasanya orang tua yang gak sadar sama kemampuan otak anaknya, maksa anaknya untuk masuk ke sekolah favorit. Berhubung nilai gak mencukupi, ya dicukupi pakai duit. Dududu...

Apapun lah, semoga negeri saya tercinta ini menjadi negeri yang bebas dari tangan-tangan jahil. Semoga KPK bisa menjadi City Hunter yang terus memburu para pelaku “terkorup” di Indonesia. Dan bisa membuat yang siapun jera untuk melakukan tindakan korupsi. We lay on you, KPK!

2 komentar: