Rabu, 09 Agustus 2023

Riuh

Kututup kedua telinga
Enggan mendengar nyanyian mereka
Nyanyian tentang hidup yang ada-ada salahnya
Siapa yang menjalani, siapa sok tahu tentang ini

Kuberlari
Menjauhi suara-suara sumbang yang berdatangan
Mulut-mulut itu terus saja bicara seolah tahu segalanya
Padahal, yang mereka lihat hanya bungkusnya

Tidakkah sekali saja mereka ingin diam?
Meninggalkan keriuhan yang semakin lama semakin tak keruan
Pergi dari tidak jelasnya keramaian yang mereka ciptakan
Atau mereka sudah enggan
Karena riuh adalah candu yang sulit ditinggalkan

Saat Hujan Sedang Deras-derasnya

Di bawah rintik hujan
Ditemani sedikit sinar lampu di pinggiran jalan
Tanpa menatapmu, aku mencoba memecah kelu di bibirku
Banyak sekali yang ingin kusampaikan
Ribuan kata sudah menunggu untuk kumuntahkan
Ada gunungan caci maki
Ada juga sisa cinta yang telah tersakiti

Tapi, lagi-lagi semua tertahan
Yang sanggup kukatakan hanya satu permintaan
"Jangan pernah ada di sini. Jangan berani muncul di depanku lagi. Jangan menghubungiku. Jangan bicara apa pun padaku. Sampai nanti. Sampai sembuh segala luka di hati. Aku yang akan menyapamu lebih dulu. Saat itu, percayalah, aku telah menerima semua dan baik-baik saja."

Kamu memelukku yang terpaku
Pelukan yang pernah membuatku merasa nyaman
Kini justru membuatku merasa kesakitan

Perlahan rintik menjadi lebat
Hatiku semakin berat
Saat hujan sedang deras-derasnya
Ada tumpahan air mataku yang ikut luruh di sana