Jumat, 12 Oktober 2012

Oleh-oleh dari Barcelona

Jadi awal ceritanya gini, ada temen kuliah yang iseng-iseng ngirim kupon pembelian biskuat ke PT. Kraft, kebetulan waktu itu emang lagi musim undian dengan tagline “Kejar Fabregas Ke Barcelona”. Ga tau deh tuh orang kesambet Dewi Fortuna di mana, kok tahu-tahu dapat surat pemberitahuan kalo dia dapat hadiah utama ke Barcelona. "What the hell?? You're so fucking lucky girl," teriakku dalam hati. Envy, envy, dan envy. 

Dua Jam Kemudian.. Jam 20.00 WIB waktu bagian Ungaran, di parkiran kampus, dia datang padaku. Baru aku mau bilang selamat. Tiba-tiba dia nyamber "Mba Ye, kalo kamu mau ambil saja hadiah ini. Ini surat pemberitahuannya." dia menyodorkan amplop berkop PT. Kraft. Antara percaya dan tidak. Tentu saja, tanpa babibu langsung ku terima, sambil ngucapin terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dia.

Dua minggu kemudian.. Setelah seminggu disibukkan dengan pengurusan surat-surat, pembuatan paspor dan visa yang penuh perjuangan, akhirnya tepat tanggal 8 Mei 2012 aku berangkat menuju bandara dengan riang gembira dan diantar seluruh keluarga, ayah, ibu, dan ade’ tercinta. Eh, ade’ kayaknya gak ikut dink, lagi sekolah. Dengan gaya yang sok dramatis gitu, peluk cium sama ortu tercinta, dengan berat hati campur senang hati, ku langkahkan kaki memasuki tempat check in. Biasalah, dari sensor barang, wrapping, sampe pasrah-pasrahan barang dengan pegawai Angkasa Pura, semua lancar. Eh, eh, tapi ada yang aneh, kenapa di ruang tunggu masuk pesawat gini kok heboh banget. Dan sepertinya ada beberapa wajah yang tidak asing di sini. Oh ternyata, ada rombongan boyband dan girlband yang semalam habis ngamen di Semarang. Taraaa.. Yup, di sini aku ketemu smash dan cherry belle. Sempat ngerasa wahhh sih. Secara, mereka kan lagi happening banget. Tiap hari cuma lihat di layar kaca. And now, they're in front of me. OMG. Tapi, ya udah gitu aja sih. Mau foto-foto juga ga ada yang fotoin. Malah lama-lama empet tuh lihat kelakuan anak-anak cherry belle. "Ya Tuhan, apakah mereka tidak ingat usia," batinku. Tapi lumayanlah, bisa liat rafael dan morgan secara langsung. Mereka tuh ya aslinya lebih ganteng daripada yang di tipi, suwer hehe *naluri perempuan sob*

Jam 11.00 WIB perjalanan dimulai. Penerbangan pertama dari Bandara Internasional A. Yani menuju Soekarno Hatta. Masih sepesawat sama artis-artis itu. Agak berisik juga sih mereka. Sejam kemudian, sudah mendarat cantik di Cengkareng. Masih jam 12, padahal jam kumpulnya kan jam 3. Masih lamaaa.. Oke fine, mari kita muter-muter keliling bandara ini. Tapi, gak dink, gak boleh. Daripada nanti kecapean. Akhirnya hanya duduk cantik di tempat tunggu. Sambil lihatin orang-orang yang lalu lalang aja. 

Akhirnya sampe juga ke jam 3 ni jarum pendek jam tangan. Dengan tentengan yang cukup berat, aku harus naik lagi  menuju Airport Hotel yang ada di lantai atas. "Ya Allah, inikah rasanya jadi musafir yang kesepian?" gerutuku. Yesss, ada lift. Kejarrr. Akhirnya sampe juga ke lift. Dan ternyata itu lift ga beres ckckckc. Untung ngepasi barengan petugas bandara. Sudahlah, yang penting sampai ke Hotel dan bertemu yang lain di sana. 

Yeee... Akhirnya ketemu juga sama pemenang lainnya. Rasanya seperti ketemu teman lama saja, seneng. Meskipun, kita belum pernah bertemu sebelumnya. Acara makan-makan, ramah tamah, breafing perjalanan, dan pelepasan dari pihak Kraft semua berjalan lancar. Jam 6 kita semua check in bareng-bareng. Dan gak lupa berdoa dulu sebelum perjalanan.

Pesawat take off sejam kemudian, menuju Changi Interntional Airport, Singapura. Transit di sini selama 2 jam, ganti pesawat. Dan setelah perjalanan selama kurang lebih 11 jam, akhirnya sampai juga di bandara internasional El Prat De Llobregat, Barcelona

Dan ga lupa, kita take photo dulu yes.. cheers

Muka-muka kucel belum mandi seharian

>> To be continue

Aku yang manja

Aku terlahir dari keluarga sederhana. Tidak kaya, tapi juga tidak pernah merasa kekurangan. Orang tuaku yang hanya karyawan biasa, selalu menyamankan anak-anaknya. Menjaga hati anak-anaknya agar tidak pernah merasa kekurangan. Aku anak tunggal sampai usia 9 tahun. Dan selama itu aku merasa seperti anak emas yang selalu dijaga, diperhatikan, dan semua keinginanya selalu dituruti. Apalagi aku anak pertama dan cucu pertama dari keluarga ibu. Aku kecil tidak senormal anak-anak lain, sehingga orang tuaku selalu ekstra menjaga dan memperhatikanku. Bahkan sampai adikku lahir, aku masih saja dimanjakan oleh orang tua dan orang-orang di sekitarku. Ingat banget, dulu waktu opname di rumah sakit selama seminggu, kedua orang tuaku tidak pernah sedikitpun meninggalkanku. Bahkan adikku yang masih kecil pun ikut menemaniku di rumah sakit. 

Dan saat aku mulai beranjak remaja, aku tumbuh menjadi anak yang bisa dibanggakan oleh orang tuaku dibanding dengan adikku. Orang tuaku selalu merasa bangga saat mereka mengambil rapor disekolah. Bangga ketika bercerita tentang diriku kepada siapapun.


Ketika aku memasuki usia dewasa pun, orang tuaku tetap memanjakanku. Perayaan ulang tahun setiap tahun sejak usia 17 tidak pernah terlewatkan. Setiap bangun tidur di pagi hari, semua sudah tersedia, sarapan, segelas teh atau susu, air untuk mandi. Begitupun setiap kali pulang kerja. Kalau pulang malam, makan malam udah ada, air hangat untuk mandi juga udah ada. Bahkan baju kotor pun udah ada yang nyuciin. Setiap kali aku sakit, tanpa ngomong pun mereka akan tahu. Ketika aku butuh apapun tinggal bilang aja, pasti diusahakan.


Lalu, kapan aku belajar untuk mandiri dan kuat? Sementara kehidupan tidak pernah mengajariku seperti itu. Ketika aku jatuh, orang-orang di sekitarku tidak pernah membiarkan aku bangun sendiri. Selalu ada uluran tangan dari sahabat dan keluargaku. Ketika aku manangis, selalu saja ada yang meminjamkan bahunya sebagai sandaran. Lalu, apa aku salah kalau sekarang aku manja? Ini yang diajarkan kehidupan padaku. Shit, rasanya ga enak banget ketika ada yang men-judge kita "manja" tanpa mau tahu bagaimana kehidupan kita.

Manja atau mandiri itu bukan pilihan. Tapi hasil didikan dari kehidupan. Kadang, aku iri dengan meraka yang terbiasa mandiri, melakukan apapun sendiri, tidak pernah merepotkan orang lain. Tapi aku belum mampu untuk seperti itu.

Buat teman-teman dan keluargaku, maaf ya kalau selama ini aku selalu merepotkan kalian, selalu meminta bantuan ini itu. Aku hanya ingin kalian selalu ada dalam setiap cerita hidupku. Aku bangga punya kalian, bersama kalian, menyebut nama kalian dalam setiap cerita.



*hug n kiss, love u all :)