Selasa, 12 Agustus 2014

Pantai Klayar: Semacam Keindahan Tersembunyi

Minggu, 10 Agustus 2014

Sejujurnya, hari itu tubuh saya tidak begitu fit untuk melakukan perjalanan jauh. Flu yang sudah mendera beberapa hari belum juga mereda. Yang ini salahin air mineral merk baru saja. Sama seperti hati, tubuh saya pun butuh beradaptasi terhadap zat-zat baru yang masuk. *Hallah! Tolong abaikan!*

Kembali ke hari minggu. Alasan kuat saya tetap ngotot ikut ke Pacitan adalah karena saya tidak suka dikecewakan. Untuk itu, saya pun berusaha untuk tidak mengecewakan teman-teman baik yang sudah menyusun acara ini jauh-jauh hari. Berbekal boneka angrybird—yang bisa dipeluk atau dijadikan sandaran selama perjalanan—saya pun berangkat. Tepat jam enam pagi dari rumah.

Dengan kecepatan rata-rata 60 KM/jam—supir kami halus banget kalau nyetir, lima jam kemudian, kami baru memasuki wilayah Pacitan. Itu sudah termasuk sekali jajan di alfama*rt dan dua kali mampir pom bensin. Termasuk tersendat macet di Salatiga kota juga ding.

Sesuai daftar kunjung, tempat pertama yang kami kunjungi seharusnya adalah Goa Gong. Namun, karena jalur utama menuju Goa Gong macet luar biasa, akhirnya kami berbalik arah mencari jalan alternatif menuju Pantai Klayar. Pantai yang sudah membuat saya ngiler hanya dengan melihat gambar hasil googling.

***

Pantai Klayar. Rasanya tidak berlebihan menjuluki pantai ini sebagai salah satu pantai terindah di pulau Jawa. Pasir putih, tebing, karang-karang eksotis, gulungan ombak besar, seruling samudra, pemandangan semacam air terjun mini, pohon-pohon kelapa, perahu-perahu yang terparkir, begitulah kira-kira pemandangan yang akan kita temui di pantai yang terletak di Kecamatan Donorojo, Pacitan ini. Di mata saya, semua yang ada di pantai ini terlihat menakjubkan. Meski, terkadang agak ngeri juga sih kalau lihat ombak yang suka nakal melewati dinding batu karang yang lumayan tinggi. Karena bandel tidak mengacuhkan peringatan dari penjaga pantai, alhasil saya jadi salah satu korban guyuran ombak ini. Deres banget, kayak rinduku ke kamu. Iya, kamu. *Gaes, bagian ini tolong jangan acuhkan juga!*

Di pantai ini, ada salah satu spot unik yang tidak dimiliki kebanyakan pantai lainnya. Sepetak karang yang luas nan rata. Bisa buat main fulsal lah. Ketika saya berdiri di ujung tempat ini dengan melipat tangan, sekelebat pikiran nyeleneh muncul, “Asyik kali ya, kalau menyelenggarakan pesta pernikahan di sini. Di atas karang yang digenangi air, disapu-sapu angin laut, dan sesekali terkena percikan air yang keluar dari seruling samudra kalau ombak lagi gede. Pasti beda dan unforgettable banget.”

Oke, lupakan khayalan saya tadi ya, teman-teman. Dan nilai sendiri saja keindahan Pantai Klayar melalui gambar-gambar berikut. 


Dari kejauhan karang-karang itu mirip sphinx

Semburan dari lubang seruling samudra mirip geyser

Crashing ombak
Tembok karang
Berasa di Kuta
Pemandangan dari bukit

Masnya nekat banget demi selfie
Pokoknya, beach lover di mana pun berada, wajib mengunjungi pantai yang satu ini.

***

Puas berlarian dari ujung ke ujung di Pantai Klayar, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke Goa Gong melalui jalur yang sama. Tapi, anehnya, kami tidak menemukan ujung yang sama dari jalur tersebut. Tahu-tahu sampai aja di tempat parkir Goa Gong. Saya hanya bisa nyeletuk, “Mungkin ini keajaiban. Terima saja, ketimbang pusing-pusing mencari belokan jalur.”

Terhitung, ini kali kedua saya berkunjung ke Goa Gong. Tidak banyak yang berubah sejak kunjungan saya yang pertama empat tahun lalu. Kesannya masih mistis dan tetap panas, meski ada beberapa kipas angin besar terpasang di dalam goa. Dan tentunya, masih ada dengungan seperti bunyi gong saat staklaktit atau staklakmit dipukul.

Seperti saat berwisata alam di tempat lain, di Goa Gong ini pun, pengunjung harus menjaga sikap dan omongan. Kebetulan, di saat yang bersamaan saya dan teman-teman masuk ke dalam goa, ada seorang wanita dari rombongan lain yang pingsan. Menurut analisa medis, wanita tersebut phobia terhadap gelap. Pertanyaan saya adalah, “Kalau sudah tahu phobia gelap kenapa maksa masuk ke dalam goa? Lhah, goa di mana-mana kan gelap.” Lagian, dia pingsannya setelah lewat dari seperempat perjalanan. Bukan di dekat-dekat bibir goa.

Tapi, ya uwis lah, itu urusan dia dan dirinya. Yang pasti, jangan pernah bermain-main dengan alam. Kekuatannya terlalu mega untuk kita permainkan. 





Buat pengunjung, wajib nurut sama SOP
Mulut Goa Gong, tidak terlalu besar
My team

FYI, foto-foto #nofilter