Sabtu, 01 Desember 2018

Yksel, Anakku



Namanya Yksel Al-Khawarizmi. Dia lahir di tanggal yang cantik menurut saya, 1818. 1 Agustus 2018. Tidak ada kesengajaan untuk melahirkannya di tanggal segitu, meski harus melalui c-section.

Hamil Yksel ini sangat menyenangkan. Sama sekali ga bikin susah. Ga ada acara mutah dan mual di awal kehamilan. Ga ada badan lemes-lemes. Kondisi tubuh juga oke-oke saja. Semua makanan masuk. Wewangian apa pun ga ada yang alergi. Dan saya masih bisa berkegiatan seperti biasa.

Lalu, kenapa memilih caesar kalau ga ada masalah selama kehamilan? Manusia hanya berencana, Tuhan yang menetapkan. Awalnya, saya juga menyiapkan diri untuk melahirkan secara normal. Hingga tiba usia melahirkan, tapi Yksel-nya masih betah di perut, dan saya sendiri tidak merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Apa itu bukaan 1 - 10? Maaf, saya sama sekali belum merasakan. Dan melalui berbagai pertimbangan, akhirnya diputuskan untuk caesar saja.

Soal pemilihan nama.. Jauhhh sebelum saya menikah, lalu hamil, kemudian melahirkan, nama Yksel Al-Khawarizmi sudah ada di angan-angan. "Yksel" diambil dari nama seorang pemain sepak bola asal Swedia, Yksel Osmanovski. Sedang, "Al-Khawarizmi" adalah nama seorang ilmuan dari Persia. Jadi, kalau ditanya, apa arti nama Yksel Al-Khawarizmi itu? Saya sendiri kurang tahu, saudara-saudara.

Yang pasti melalui nama itu, saya berharap, kelak, Yksel Al-Khawarizmi akan menjadi manusia yang penuh manfaat seperti tokoh-tokoh yang namanya telah saya comot. Bidang apa pun yang dia pilih untuk hidup nanti, saya berdoa dia akan selalu menjadi yang terbaik di sana. Dan yang terpenting dari semua itu, saya ingin anak ini tumbuh menjadi anak yang sehat dan gembira. 

Iya... tumbuhlah dengan penuh kegembiraan, anakku sayang. Seperti cinta Mama yang selalu penuh untukmu.