Rabu, 10 Juli 2013

Ini Mimpiku, Apa Mimpimu?

Pernah kepikiran gak, seperti apa kamu 10 tahun kemudian? Ingin menjadi apa? Atau mau hidup seperti apa? Mendadak pikiranku melayang ke sana. Kira-kira seperti apa ya, aku 10 tahun kemudian?

Tentu saja yang ada di benakku saat ini yang enak-enak, yang bahagia-bahagia. Tapi itu sah kan? Toh mimpi itu gratis. Dianjurkan malah. Mimpi itu juga doa lho. Apalagi yang baik-baik. Aku pernah dengar seorang teman bilang “apapun mimpimu, semesta akan mendukungmu”. Iya, mimpi atau angan-angan itu bagai magnet yang menggerakkan semesta untuk membantu mewujudkannya. Caranya? Who knows? Kita hanya perlu bermimpi dan menjaganya, selebihnya urusan Tuhan. That’s my point of view.

Yang terpikirkan di benakku sekarang. Ehmmm, 10 tahun kemudian itu, Yuyun itu...
Seorang istri dari suami yang hebat. Ibu dari anak-anak yang lucu dan cerdas. Menjadi enterpreneur di bidang fashion. Punya semacam distro yang menyediakan busana muslim lengkap dengan aksesorisnya. Tentunya, rancangan sendiri. Ikut terlibat dalam badan amal, atau minimal punya taman bacaan untuk anak-anak di sekitar tempat tinggal.

Kegiatan setiap hari. Bangun pagi, mengurus anak-anak dan suami tercinta. Menyiapkan pakaian suami, mendadani anak-anak, menyiapkan sarapan untuk mereka. Mengantar anak-anak sekolah. setelah selesai membereskan seluruh urusan rumah tangga di pagi hari, kemudian meluncur ke tempat kerja. Pulang kerja sebelum anak-anak dan suami sampai di rumah. intinya, aku pengen orang yang pertama kali dilihat oleh suami saat pulang ke rumah adalah istrinya. Bersih-bersih rumah, meyiapkan makan malam. Menemani anak-anak belajar. Menjadi sahabat untuk suami.

Saat weekend, have fun bareng keluarga. Olahraga pagi, jalan-jalan ke luar, ke timezone, renang, makan di luar, atau di rumah saja menikmati kebersamaan. Bisa karokean atau nonton film di rumah. Berkebun juga oke. Bisa juga memasak bareng-bareng. Coba resep baru gitu.

Nonton pertandingan bola bareng keluarga pakai jersey masing-masing tim favorit. Nganter anak-anak ikutan les musik atau latihan olahraga. 6 bulan sekali Rutin ke dokter gigi untuk checking gigi anak-anak. Mengajak anak-anak berkunjung ke panti asuhan atau panti jompo.
Yach, kira-kira begitulah angan-angan yang melayang di benakku saat ini. Absurd ya? Hehe.. berlebihan mungkin. Gila juga. Ya, namanya juga mimpi, bebas sebebas-bebasnya. Tapi bukankah banyak orang besar bilang “mimpi itu harus berani, biar gak nanggung”. Toh besar atau kecil sama-sama gratis. Tuhan malah senang kalau kita punya banyak mimpi, jadinya kan kita sering berdoa dan membutuhkanNya.

Sudah terbukti kok. Mimpi-mimpiku 7 tahun yang lalu sudah banyak yang terwujud. Hampir semua malah. Memang, hanya mimpi sederhana seorang ABG. Tapi waktu itu, menurutku, untuk ukuran seorang remaja yang tinggal di kampung dengan latar belakang keluarga yang tidak berpendidikan tinggi sudah lumayan susah untuk dicapai. Dulu, begitu lulus SMK, aku berharap bisa melanjutkan kuliah di jurusan Sastra Inggris atau Psikolog. Tapi ekonomi keluarga tidak memungkinkan. Apalagi waktu itu, kuliah masih menjadi hal yang wah. Bahkan di kampungku belum ada orang yang kuliah.

Mau tidak mau, akhirnya aku bekerja di pabrik juga seperti teman-teman yang lain. Lumayan lah bisa ikut membantu orang tua. Tapi saat itu pun aku sudah berjanji pada diri sendiri “Aku bekerja di pabrik tidak boleh lebih dari 5 tahun. Setelah itu aku harus kuliah. Dan harus kerja kantoran juga.” 

Dan sekarang, aku bisa lihat bahwa ketidakmungkinan yang dulu itu bisa dicapai. Gak semulus kelihatanya memang, tapi tetap sampai juga kan? Kuliah, kerja kantoran, semua sudah. Kalau jadi psikolog, mungkin enggak. Tapi setidaknya selalu menjadi tempat bagi teman-teman untuk curhat, meminta pendapat, atau sekedar bertanya hal-hal yang mereka kurang tahu. Kalau Bahasa Inggris, kurang begitu jago sih. Tapi lumayan kok, bisa mengikuti lagu-lagu manca hehehe.. 

Dan bonus dari semua mimpi itu adalah perjalanan ke Barcelona. Mimpi yang sama sekali gak pernah diimpikan. Kalau sekedar berangan dan bergumam sih pernah “asyik ya kalo bisa jalan-jalan ke luar negeri gitu...” itupun gara-gara lihat liputan di tv.

So, kenapa gak berani bermimpi? Tuhan itu Maha Maha Kaya sekaya-kayanya. Kita tinggal menyusun mimpi-mimpi, fokus, dan usaha. Semesta akan memberikan jalan. Setelah itu tunggu saja saat mimpi-mimpi itu akan terwujud.

Hanya catatan absurd seorang perempuan yang lagi kurang kerjaan. Dan semoga ada malaikat lewat  yang ikut mengamini. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar