Senin, 05 Agustus 2013

Bersyukur Dalam Galau ^^

“kalau kau pernah takut mati, sama
Kalau kau pernah patah hati, akuuu juga iya
Dan seringkali sial datang dan pergi tanpa permisi kepadamu
Suasana hati, tak peduli”
Alunan lagu letto menemaniku siang ini. suara mas Noe memang bikin adem. Lirik lagu itu, mengingatkanku akan kegalauanku kemarin sore. Rasanya ingin menertawakan diri sendiri saja. Betapa manusia itu rentan sekali terjangkiti bipolar (semacam gangguan psikologis, yang salah satu cirinya adalah suasana hati yang mudah berubah).

Pada suatu jam aku bisa merasakan kegalauan akut, hingga terciptalah kata-kata yang mengalir sedemikian begini

Aku tahu apa yang harus kulakukan
Aku paham betul apa yang kurasakan
Aku mengerti tempat baik mana yang harus aku tuju
Tapi sayang, aku tidak cukup pintar untuk berbohong
Tidak cukup cerdas untuk berdusta
Tidak cukup cakap untuk menjalankan otak tanpa hati
Aku bodoh? Tidak, menurutku
Aku hanya… ah, hatiku terlalu lemah untuk membenci seseorang

Membencimu? Tidak. Aku tidak pernah menginginkan
Sama seperti mencintaimu. Aku juga tidak pernah merencanakan
Memaafkan. Itu yang paling ku inginkan. Setidaknya untuk detik ini saja
Aku ingin merasakan kebebasan dari semua rasa-rasa tentangmu

Apapun, APAPUN, aku akan melakukannya
Asal Kau kembalikan lagi kebebasan hatiku
Memampukan aku untuk bisa membencinya sesaat, lalu memaafkan

Bukankah ini sudah lama?
Tidak bisakah Kau akhiri hukuman atau, entahlah ini?
Aku bahkan tidak bisa membedakan ini hukuman atau ujian

Mau sedalam apa lagi Kau biarkan rasa sakit itu menjalari setiap ruas hatiku?
Tidak mungkin aku jatuh lebih dalam lagi ketika aku sudah berada di dasar

Aku tahu ini hanya soal waktu
Yang ku takutkan, jika terlalu lama
Aku akan lupa bagaimana rasa-rasa yang lain selain sakit

Dan pada jam berikutnya aku sudah kembali pada kesadaranku sebagai manusia yang penuh syukur. Ya, aku bersyukur. Bahwa dalam segala kegalauanku, aku masih bisa makan enak. Masih bisa menikmati lezatnya eskrim. Masih bisa ngemil coklat tiap malam. Masih bisa tidur di bawah selimut tebal dan di atas kasur empuk. Masih bisa jalan ke tempat-tempat yang aku inginkan. Masih bisa nonton film. Masih bisa membeli segala macam barang ini itu.

Bahwa dalam setiap senggukan tangisanku, aku masih punya mereka yang selalu siap menghapus air mataku. Atau bahkan menangis bersamaku. Aku masih berada dalam dekapan kedua orang tuaku. Aku masih punya Nopi, adikku, yang akan seringkali mengalah untukku. Aku masih punya saudara-saudara yang begitu peduli padaku. Aku masih punya sahabat-sahabat yang selalu tahu bagaimana cara membuatku tersenyum. Dan yang paling penting di atas sepenting-pentingnya kepentingan, aku masih punya Tuhan. Yang kapanpun dan di manapun selalu siap menjadi tempat pengaduanku atas segala masalah yang ku risaukan. Lalu, nikmat Tuhan yang mana lagi yang akan ku dustakan?

Setuju atau tidak? Meski se-[pura-pura]-benci apapun kamu dengan para motivator itu, kata mereka memang benar adanya. Bahagia adalah soal keputusan. Karena sejatinya hidup ini bagai dua sisi mata uang. Hanya salah satu sisi yang bisa kita lihat dalam satu waktu. Tidak mungkin melihat kedua sisinya dalam waktu yang bersamaan, kecuali kamu punya lebih dari satu mata uang. Alias kamu punya lebih dari satu kehidupan. Mau melihat kepala atau ekor adalah pilihan.

Galau. Aku percaya, aku bukan satu-satunya di dunia ini yang merasakannya. Sama seperti takut mati. Semua orang pasti [pernah] takut mati, meskipun mereka tahu itu adalah kepastian. Patah hati juga. Semua orang yang pernah jatuh cinta, pasti juga pernah merasakan patah hati. Alam semesta ini diciptakan berpasang-pasangan. Hidup mati, perempuan laki-laki, begitupun dengan jatuh dan bangkit.

Dan seringkali sial datang dan pergi tanpa permisi kepadamu suasana hati, tak peduli.
Bukan “sial” namanya kalau dia peduli dengan suasana hati kita. Tuhan menciptakan “kesialan” berdampingan dengan “keberuntungan” juga. Nah, tergantung kitanya, mau focus menatap yang mana. Mau bilang “sial, dompet gue ilang” atau “untung, cuma dompet gue yang ilang”. Selalu ada pilihan untuk menyikapi segala sesuatu dari sisi positif atau negatif. So, be good selector for your life ya guys ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar