Rabu, 30 September 2020

Day 3: A Memory

Bicara tentang kenangan, pasti akan saja ada air mata yang menggenang. Masih sangat jelas teringat, ketika ada seseorang datang ke rumah sore itu. Seseorang yang pada akhirnya kutahu bisa mengambil sebagian besar kebahagiaan masa remajaku. Seseorang yang berhasil membuat ibuku goncang dengan kata-kata dan perbuatannya. Seseorang yang membuatku mengerti bahwa hidup tak selalu enak, tak selalu nyaman. Seseorang yang pada akhirnya memberiku satu kenangan buruk yang ingin kulupakan. Namun... karenanya, aku bisa sedewasa ini sekarang.

Sungguh, aku sudah lupa bagaimana rupa perempuan itu. Lupa suaranya. Lupa namanya. Tapi, tak pernah sekali pun aku lupa bagaimana dia memperlakukan ibuku saat itu. Aku tak lupa caci makinya pada ibuku. Aku tak lupa wajah pasrah ibuku. Aku tak lupa segala kesusahan yang terjadi pada ibuku setelah sore itu.

Meninggalkan trauma? Tentu. Tapi, sekarang sudah bisa menerima. Tidak apa-apa kenangan itu tetap tinggal di kepala. Bahkan telah kusediakan ruang khusus untuknya. Setidaknya, ini yang akan menjadi pengingat bagiku untuk tidak menyakiti orang. Karena jika aku menyakiti orang, aku akan teringat wajah ibuku saat itu. Wajah yang begitu ku sayang, meski jarang sekali aku mampu mengungkapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar