Swear! Aku tu gak nyangka banget kalo bakal berjodoh sama lelaki
ini. Lelaki yang pas jaman SMP dulu terkenal karena nakalnya. Karena tengilnya. Iya, sih, aku sempat ngefans sama dia, soalnya dia pinter main gitar. Cuma
sebatas ngefans doang. Jatuh sukanya, sih, sama orang lain.
Dulu, kita juga hanya sekadar saling tau. Owh... ini si ini, ini si itu. Boro-boro kenal
dekat, saling sapa aja kita gak pernah. Nah, habis lulus SMP, baru kita
beberapa kali sapaan pas ketemu di jalan. Pas sama-sama nunggu angkot
pulang sekolah. Atau pas dia ikut temen-temenku jemput aku. Selebihnya, ga ada
apa-apa. Gak pake rasa.
Selepas SMA kayaknya udah sama-sama sibuk dengan kehidupan
masing-masing. Aku dengan hidupku di sini. Dia dengan hidupnya di sana yang ku
gak tau di mana dia berada. Dan memang gak pengen tau. Ya gimana pengen tau, lha
wong keinget pernah kenal sama dia aja gak.
Hingga sekitar sepuluh tahun kemudian, aku dan dia diketemukan (oleh takdir) di sebuah acara. Ku ada undangan kondangan ke adiknya. Niatku, ya, cuma kondangan. Ketemu manten, abis itu pulang. Gak taunya diajak ngobrol sama dia. Lama banget. Mungkin jiwa Leo-nya bergejolak. Gak bisa gak tebar pesona ke mbak-mbak yang lagi sendirian. Terus, di akhir obrolan dia ninggalin nomor HP. Nomor HP yang sungguh tiada guna, karena meski kusimpan di daftar kontak, tapi tak pernah kuhubungi sama sekali.
Setelahnya, aku kembali sibuk dengan kehidupanku. Pun dia, tentunya kembali sibuk dengan kehidupannya.
Setelahnya, aku kembali sibuk dengan kehidupanku. Pun dia, tentunya kembali sibuk dengan kehidupannya.
Hingga Juli tahun 2016 dia menghubungiku lagi. Kali ini lewat inbox facebook. Bisa jadi karena dia nerima wangsit usai pulang kampung pas lebaran. Konon ceritanya, dia dapat masukan dari adik dan ibunya untuk memperistriku. Sungguh, calon mantu yang sangat beruntung, sudah dapat dukungan dari calon mertua dan calon adik ipar sebelum diperkenalkan.
Ya Tuhan kok aku awalnya jahat banget, sih. Itu dia inbox
dari bulan Juni, baru kubalas bulan Juli :)
Demikian cerita awal gimana aku dan papanya anakku ini bisa ketemu. Bisa dekat. Lalu, menikah dan punya anak. Lain kali, akan kuceritakan lagi bagaimana perjuangannya di masa-masa PDKT dan caper ke mamanya Icel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar