Sabtu, 12 April 2014

Dear, Kamu: Sebulan Tanpamu


Dear, kamu…

Sebulan setelah kepergianmu, semua tetap sama. Tak ada yang berubah. Perasaanku masih di tempatnya. Tak bergeser sedikit pun. Aku tak pernah menyangka akan seberat ini menggerakan rasaku, meski hanya satu derajat.

Rasa rindu mulai menggunung di hatiku. Menyeretku kian jauh terjerambab dalam keterpurukan. Selama tiga puluh hari ini, tak ada hari yang kulalui tanpa air mata. Tidak. Sama sekali tak ada niat untuk menangisi kepergianmu. Air mata ini tumpah begitu saja saat aku teringat segala tentangmu.

Tentang senyumu. Tentang mimpi-mimpimu. Tentang lagu-lagu yang kita nyanyikan bersama. Tentang ucapan selamat pagi dan selamat malammu yang tak pernah singgah lagi di HPku. Tentang sapaan mesramu yang tak pernah lagi mampir di inbox-ku. Tentang nada dering khusus yang tak pernah terdengar lagi. Tentang janji-janji yang tak sempat kamu tepati.

Aku selalu mencoba untuk kuat. Mencoba untuk yakin, bahwa kamu bukan yang terbaik untukku. Pun sebaliknya. Tapi, aku bisa apa? Kalau ternyata pertahananku ini tak sekuat perasaanku ke kamu.

Iya, selama 720 jam ini, aku belum mampu menghapus jejakmu yang sudah begitu dalam menembus sisi hatiku. Tapi, aku tak mau menjadi pengemis di hadapanmu. Aku memilih menanggung semua sendiri, daripada menggadaikan harga diriku untuk memintamu kembali ke tempat yang tidak ingin kamu tinggali.

Boleh lah, sebulan ini aku menangisi kepergianmu. Tapi, aku yakin, setahun, dua tahun kemudian, aku akan mengucap syukur atas apa yang telah kulewati hari ini.

Dan kamu, selamat menikmati pencarian yang baru. Aku masih tetap di sini, karena tubuhku masih terlalu lemah untuk melangkah. Karena bagiku, memindahkan hati tak semudah memindahkan panci.

1 komentar: