Kamis, 27 Februari 2014

Be Nice Fans...

Senang ya, kalau klub sepakbola kesayangan menang? Itu seperti sebuah moodboster untuk para penggemar. Pun dengan saya. Saya juga senang kalau Barcelona memenangkan pertandingan. Apalagi jika bisa menampilkan permainan yang ganteng. Mungkin sama seperti dengan penggemar-penggemar klub sepakbola lain seperti; Kopites, Machunian, Citizens, Madritista, The Blues, Milanisti, Juventini, dan lain-lain. Kita semua pasti bahagia dan ikut bangga kalau klub sepakbola kesukaan kita menang.

Dan kalau kalah, kecewa. Itu wajar. Kalau kita sudah memproklamirkan diri menjadi penggemar klub A, B, atau C, pasti lah kita punya rasa cinta dan memiliki terhadap klub tersebut.

Yang menjadi perhatian saya akhir-akhir ini adalah, tentang adanya saling bully antar penggemar klub sepakbola yang berbeda. It looks like so childish. Kita ini sama-sama orang Indonesia lho, tapi malah saling lempar racauan gak penting. Ibaratnya, kita saling hina dengan saudara sendiri demi orang lain yang bahkan tidak kenal dengan kita.

Saya lebih suka saling sapa dengan senyum ketika bertemu dengan penggemar klub sepakbola lain. “Holla, Madridtista”, “Hallo, kopites”, “Ciao, Milanisti”, sambil jabat tangan persahabatan. Bukankah adanya klub-klub sepakbola itu saling melengkapi? Bayangkan saja jika tidak ada lawan sekuat Barca untuk Real Madrid. Atau tidak ada klub seperti Chelsea di EPL. Atau di Bundesliga hanya ada Bayern Munchen, tanpa Borussia Dortmund. Di Seri A tidak ada Juventus. Pasti tidak akan begitu menarik untuk ditonton. Kurang kompetitif.

Menjadi penggemar klub A, tidak otomatis kita harus menjadi hater untuk klub B. Sama seperti ketika saya menyatakan bahwa saya adalah seorang BarAngel, bersamaan dengan itu saya tidak menyatakan bahwa saya apatis terhadap Real Madrid. Saya tetap menyukai permainan Real Madrid karena di sana ada CR7 yang pernah membuat saya jatuh cinta sama MU. Saya pun menyukai MU, karena di sana ada RvP yang pernah membuat saya sangat menyukai permainan Arsenal. Saya juga menyukai Arsenal karena ada Ozil yang berasal dari Real Madrid.

Jujur, saya suka miris sendiri kalau ada fans yang saling bully di media sosial. Apa ada gunanya? Kalau ada yang jawab kepuasan batin. Senangnya seperti apa sih, kalau udah misuhin orang lain di dunia maya? Sejauh yang saya lihat, selama ini tidak ada akun offisial pemain atau fans club yang resmi melontarkan nada bully-an atau hinaan ke lawan. Lhah, kita yang bukan siapa-siapa, hanya penggemar yang menyukai permainan mereka, malah suka buang-buang tenaga dan pikiran untuk bully-bully-an.

Saya pernah meng-unfollow akun seorang musisi yang gila berat sama AC Milan, gara-gara itu, postingannya nyebahi banget. Mungkin bisa jadi baginya hanya sebuah lelucon. Tapi selera humor setiap orang itu berbeda. Musisi nasional sekelas dia seharusnya bisa menempatkan diri, tidak asal jeplak saja kalau berkiacau di twitter.

Kalau mau ngomongin kepuasan batin, larilah ke hal yang positif. Misalnya, kayak info yang saya dapat ini, The Gunners nabung bareng-bareng, terus dikelola sama Fans club-nya. Nanti kalau sudah mencukupi buat terbang berjamaah ke Emirates. Atau seperti para Kopites yang mengadakan gebrakan bersama untuk mendatangkan klub favoritnya, Liverpool.

Ayolah, kita ini sama-sama hidup di bumi Indonesia, saling bersaudara. Jadilah supporter atau fans yang dewasa dan bijaksana. Kalau klub kesayangan menang ya silakan dirayakan dengan bersahaja. Ucakan respect sama klub yang kalah. Kalau klub kesayangan kalah, ya woles aja. Namanya permainan. Menang atau kalah itu biasa. Tidak perlu misuh-misuh nyalahin wasit lah, ini lah, itu lah. Gak ada gunanya juga.

Be nice fans, guys…

3 komentar:

  1. hmm...susah juga mau baik ma klub yang jadi musuh kita, apalagi mengshere di fb, kalau klub kesayangan kita kalah, jadi tambah panas...haha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya pengendalian diri sih. Kita mudah kepancing sama komentar orang atau gak? Kalo saya, Barca kalah ya woles saja. Kalo menang ya ikut senang.

      Hapus