Jumat, 12 Oktober 2012

Aku yang manja

Aku terlahir dari keluarga sederhana. Tidak kaya, tapi juga tidak pernah merasa kekurangan. Orang tuaku yang hanya karyawan biasa, selalu menyamankan anak-anaknya. Menjaga hati anak-anaknya agar tidak pernah merasa kekurangan. Aku anak tunggal sampai usia 9 tahun. Dan selama itu aku merasa seperti anak emas yang selalu dijaga, diperhatikan, dan semua keinginanya selalu dituruti. Apalagi aku anak pertama dan cucu pertama dari keluarga ibu. Aku kecil tidak senormal anak-anak lain, sehingga orang tuaku selalu ekstra menjaga dan memperhatikanku. Bahkan sampai adikku lahir, aku masih saja dimanjakan oleh orang tua dan orang-orang di sekitarku. Ingat banget, dulu waktu opname di rumah sakit selama seminggu, kedua orang tuaku tidak pernah sedikitpun meninggalkanku. Bahkan adikku yang masih kecil pun ikut menemaniku di rumah sakit. 

Dan saat aku mulai beranjak remaja, aku tumbuh menjadi anak yang bisa dibanggakan oleh orang tuaku dibanding dengan adikku. Orang tuaku selalu merasa bangga saat mereka mengambil rapor disekolah. Bangga ketika bercerita tentang diriku kepada siapapun.


Ketika aku memasuki usia dewasa pun, orang tuaku tetap memanjakanku. Perayaan ulang tahun setiap tahun sejak usia 17 tidak pernah terlewatkan. Setiap bangun tidur di pagi hari, semua sudah tersedia, sarapan, segelas teh atau susu, air untuk mandi. Begitupun setiap kali pulang kerja. Kalau pulang malam, makan malam udah ada, air hangat untuk mandi juga udah ada. Bahkan baju kotor pun udah ada yang nyuciin. Setiap kali aku sakit, tanpa ngomong pun mereka akan tahu. Ketika aku butuh apapun tinggal bilang aja, pasti diusahakan.


Lalu, kapan aku belajar untuk mandiri dan kuat? Sementara kehidupan tidak pernah mengajariku seperti itu. Ketika aku jatuh, orang-orang di sekitarku tidak pernah membiarkan aku bangun sendiri. Selalu ada uluran tangan dari sahabat dan keluargaku. Ketika aku manangis, selalu saja ada yang meminjamkan bahunya sebagai sandaran. Lalu, apa aku salah kalau sekarang aku manja? Ini yang diajarkan kehidupan padaku. Shit, rasanya ga enak banget ketika ada yang men-judge kita "manja" tanpa mau tahu bagaimana kehidupan kita.

Manja atau mandiri itu bukan pilihan. Tapi hasil didikan dari kehidupan. Kadang, aku iri dengan meraka yang terbiasa mandiri, melakukan apapun sendiri, tidak pernah merepotkan orang lain. Tapi aku belum mampu untuk seperti itu.

Buat teman-teman dan keluargaku, maaf ya kalau selama ini aku selalu merepotkan kalian, selalu meminta bantuan ini itu. Aku hanya ingin kalian selalu ada dalam setiap cerita hidupku. Aku bangga punya kalian, bersama kalian, menyebut nama kalian dalam setiap cerita.



*hug n kiss, love u all :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar