Aku
terlahir dari keluarga sederhana. Tidak kaya, tapi juga tidak pernah merasa
kekurangan. Orang tuaku yang hanya karyawan biasa, selalu menyamankan
anak-anaknya. Menjaga hati anak-anaknya agar tidak pernah merasa kekurangan. Aku
anak tunggal sampai usia 9 tahun. Dan selama itu aku merasa seperti
anak emas yang selalu dijaga, diperhatikan, dan semua keinginanya selalu
dituruti. Apalagi aku anak pertama dan cucu pertama dari keluarga ibu. Aku kecil
tidak senormal anak-anak lain, sehingga orang tuaku selalu ekstra menjaga dan
memperhatikanku. Bahkan sampai adikku lahir, aku masih saja dimanjakan oleh
orang tua dan orang-orang di sekitarku. Ingat banget, dulu waktu opname di rumah
sakit selama seminggu, kedua orang tuaku tidak pernah sedikitpun
meninggalkanku. Bahkan adikku yang masih kecil pun ikut menemaniku di rumah
sakit.
Dan
saat aku mulai beranjak remaja, aku tumbuh menjadi anak yang bisa dibanggakan
oleh orang tuaku dibanding dengan adikku. Orang tuaku selalu merasa bangga
saat mereka mengambil rapor disekolah. Bangga ketika bercerita tentang diriku
kepada siapapun.
Ketika
aku memasuki usia dewasa pun, orang tuaku tetap memanjakanku. Perayaan ulang
tahun setiap tahun sejak usia 17 tidak pernah terlewatkan. Setiap bangun tidur
di pagi hari, semua sudah tersedia, sarapan, segelas teh atau susu, air untuk
mandi. Begitupun setiap kali pulang kerja. Kalau pulang malam, makan malam udah
ada, air hangat untuk mandi juga udah ada. Bahkan baju kotor pun udah ada yang
nyuciin. Setiap kali aku sakit, tanpa ngomong pun mereka akan tahu. Ketika aku
butuh apapun tinggal bilang aja, pasti diusahakan.
Lalu,
kapan aku belajar untuk mandiri dan kuat? Sementara kehidupan tidak pernah
mengajariku seperti itu. Ketika aku jatuh, orang-orang di sekitarku tidak
pernah membiarkan aku bangun sendiri. Selalu ada uluran tangan dari sahabat dan
keluargaku. Ketika aku manangis, selalu saja ada yang meminjamkan bahunya
sebagai sandaran. Lalu, apa aku salah kalau sekarang aku manja? Ini yang diajarkan kehidupan padaku. Shit, rasanya ga enak banget ketika ada yang men-judge kita "manja" tanpa mau tahu bagaimana kehidupan kita.
Manja
atau mandiri itu bukan pilihan. Tapi hasil didikan dari kehidupan. Kadang, aku
iri dengan meraka yang terbiasa mandiri, melakukan apapun sendiri, tidak pernah
merepotkan orang lain. Tapi aku belum mampu untuk seperti itu.
Buat
teman-teman dan keluargaku, maaf ya kalau selama ini aku selalu merepotkan
kalian, selalu meminta bantuan ini itu. Aku hanya ingin kalian selalu ada dalam
setiap cerita hidupku. Aku bangga punya kalian, bersama kalian, menyebut nama
kalian dalam setiap cerita.
*hug
n kiss, love u all :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar